Monday, June 8, 2009

hanya ingin berbagi

aku hanya ingin menulis kali ini. entah menulis apa, sebenarnya belum ada konsep tertentu yang ingin kutulis. akan tetapi aku hanya ingin sedikit berbagi, berbagi mengenai apa yang aku rasakan saat ini dan apa yang aku takutkan sekarang.
sedikit mencurahkan apa yang aku rasakan saat ini, ketakutan ku akan perasaan cinta dan kehilangan.
hal yang benar2 membuatku selalu berpikir apa iya??? apa iya ini yang aku inginkan???
kadang rasa itu membuatku merasa takut kehilangan. sungguh aneh pada dasarnya, aku belum melangkah saja udah takut kehilangan. yup itulah kekhawatiran. terkadang kita mersa sangat hebat mungkin, sehingga merasa pantas untuk mendahului kenyataan itu sendiri. entah apa yang kita pikirkan sehingga merasa layak mendahului apa yang direncanakan Tuhan.
entah apapula yang aa di benakku sehingga kejhawatiran itu selalu ada. jujur, aku sangat ingin rasanya menjadi orang yang cuek2 saja dengan hal itu. bisa suka kepada siapa saja, tanpa harus mengikutsertakan perasaan. nampaknya hal tersebut lebih menyenangkan, karena kita tidak akan merasa takut jatuh cinta dan kehilangan. membiarkan semuanya mengalir seperti air dan terbang seperti kapas yang tertiup angin. menikmati hidup sepenuhnya.
tapi aku sendi belum pernah menaykan kepada hatiku mengenai hal itu, apakah benar hal seperti itu yang benar2 aku inginkan. entahlah, aku sendiri tidak mengerti dengan perasaanku. kadang seolah berlawanan dengan logikaku. sehingga pada akhirnya aku berusaha keras meyakini "I just do d best and I'll let God do d rest, and I try hard to believe that's the best thing God have planned for me"

apa makna netralitas???

lama banget sudah gak pernah ngebuka blog ini. eh akhirnya aku kangen juga buat buka2 and menulis lagi. sekarang aku ingin berbagi mengenai netralitas sebagai wartawan. sebagai seorang wartawan atau jurnalis aku merasa profesi ini sangat rentan dengan keberpihakan. apalagi jikla berbicara mengenai sebuah kasus yang menyangkut kemanusiaan. kasus prita misalnya, sangat menarik untuk menjadi wadah untuk menguji netralitas wartawan. bagaimana kita bisa menyampaikan sesuatu secara berimbang tanpa memasukkan opini pribadi kita.
aku jadi teringat apa yang dkatakan oleh teman sekantorku, Galuh. dia bilang " saat gua meliput tentang kematian david gua gak mau berasumsi dahulu mengenai motif pembunuhan david. yang utama adalah kita cari tahu dulu bagaimana cara tewasnya mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri singa tersebu".
menurut saya demikian lah netralitas itu. kita tidak perlu membawa asumsi kita saat bertemu dengan nara sumber. cukup itu dijadikan salah satu bahan kita untuk mendapat lebih banyak informasi. tidak jarang ini menjadi sangat sulit, yaitu berusaha untuk tidak mengikutsertakan emosi kita saat menggali informasi. terlebih lagi saat menulis berita, unsur keberimbangan atau cover both side merupakan sesuatu yang wajiB hukumnya untuk kita junjung tinggi. satu hal yang paling penting "KITA HANYA MENGABARKAN, BIAR PEMIRSA YANG MEMUTUSKAN".