Monday, July 28, 2008

post graduated syindrome... argh...

Graduated…

Now, I have graduated from university, means I have already finished my bachelor degree. I got the syndrom of post graduted, Confuse... everything make me confuse, hard to make decision. Who I am now? I am Desy Ayu Pirmasari, S.E. and I want more than S. E. I want Ph.D.

Life must goon, i have to make decision contiue my study or find some job. But I prefer to study; I have to find some scholarship to study abroad. I want to continue my study and I won’t stop trying to find my way to get it. I’ll never stop.

Pesan dan Kesan Wisudawan-Wisudawati FE UMM

Assalamualaikum wr. wb.

Yang terhormat Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. Bambang Widagdo, MM. beserta jajaran Dekanat. Para Ketua program studi di FE serta seluruh dosen yang telah membangun konstruk wahana intelektual di UMM, dan Fakultas Ekonomi khususnya. Serta seluruh calon wisudawan-wisudawati tercinta.

Pertama-tama Saya ingin mengucapkan Puji Syukur ke hadirat Tuhan YME, Allah Swt. atas segala anugerah serta keberkatan yang senantiasa tercurah kepada hambanya ini. Thanks a lot, coz he sent me a couple angels to save me, cure me, love me, an bighten my days, that I called mom and dad..

Hadiri sekalian yang saya hormati...

Pada dasarnya saya berdiri disini hanya untuk mewakili teman2 saja, bukan karena Indeks Prestasi Kumulatif. Bagi saya, IPK tertinggi tidak menjanjikan apapun tanpa perjuangan lain yang banyak dan butuh kerja keras ekstra serta pengorbanan.

Walter Scott pernah berkata bahwa keberhasilan atau kegagalan, sesungguhnya lebih disebabkan oleh sikap mental daripada kapasistas mental. Artinya bahwa, pintar saja tidak cukup untuk bisa menaklukkan tantangan- tantangan ke depan yang tentunya lebih keras.

Hidup pada dasarnya adalah sebuah pilihan, adalah hak kita untuk memilih kehidupan seperti apa yang kita inginkan. Apakah itu menjadi bagian dari komunitas yang stagnan dan biasa-biasa saja atau menjadi bagian dari komunitas yang siap melakukan perubahan dengan mengubah paradigma lama menjadi sebuah paradigma baru yang mampu menggiring kita untuk lebih maju. Karenanya, berbagai pengalaman dan pengetahuan di luar proses perkuliahan akan menjadi sangat berarti untuk menentukan pilihan hidup kita ke depan.

Di kampus putih ini, banyak hal dan pengalaman berharga saya dapatkan. Di sini lah saya belajar untuk membangun tidak hanya kapasitas mental, tetapi juga sikap mental saya secara lebih mendalam. UMM telah mengantarkan saya meraih mimpi-mimpi yang saya bangun sejak kecil. Tampil dan bebicara di depan umum, bertemu dengan orang-orang hebat dan Upacara 17 Agustus di Istana negara, adalah beberapa dari sekian mimpi yang telah saya raih dengan bantuan kampus tercinta ini. Pada dasarnya, masih banyak yang ingin saya perbuat untuk kampus ini, tetapi sekali lagi hidup adalah pilihan. Saya yakin bahwa di luar sana masih banyak yang harus saya lakukan dan perjuangkan.

If God give me a chance, I wish I can help the millions of people who are victims of war, persecution, and poverty. I wish that I could sit right beside those people, hold their shoulder, just to make them knows that they still have any people who will always love and care about them. I believe God sent me to this world to make a change and help those people to enjoy every great moment in their life which they deserve to have. What I really want is just to live with people who want to make this life better, people who want to save the world, to help ODHA fight the discrimination, victims of war and persecution, people who live in poverty

Dan terakhir, ada hal yang saya harap bisa menjadi renungan bagi kita bersama, serangkaian kata-kata bijak dari suku Indian yang berbunyi;

Ketika air sungai kita sudah mulai mengering

Ketika oksigen menjadi barang yang langka

Dan ketika pohon terakhir kita sudah habis ditebang,

Maka baru kita sadari bahwa ternyata uang tidak dapat


(disampaikan dalam pelepasan wisudawan-wisudawati Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang, 22/07/2008)

Thursday, July 10, 2008

I know, you really want it Mom


Dear mom,

Last night I called you, we talked much about what I should do after my graduation day. I told you about my planning to apply a scholarship to study abroad before, but then I was thinking about my life. Should I always be your burden, or I have to growth up and start to stand alone without your help. I’ve been thinking about this, since a month ago or exactly when my lecturer said that I have already graduated.

Mom,

Frankly, from the deepest of my heart I really want to continue my study, get my master degree then work in United Nation to help people around the world, bridging their life to be better. But, you know, I do not want you to work hard anymore, just to give me a better life. You have done much for me, and I have not given you what I should give to you. I know, from all of your children, you really proud of me. When you pray to God, you pray for me first, and then the others. You always talk to other people that you really proud of me. That’s why I always do my best in everything and wish all of that will create a new prize for you, called happiness.

But mom,

I’m just an ordinary human. I have lived about 21 years, I growth up mom, I am not a girl anymore, I am a woman now. As a woman, I don’t wanna live from yours, I wanna live from my own money, I wanna work, mom. 21 years is enough to be a burden for you. But, what you said make me confuse; you really want me to get the scholarship and study abroad. When I heard your voice such that thing, I know you don’t care about my excuses, you just want me to continue my study.

I don’t know, does it still my obsession now? Or it has already yours… I know you want the best for me, you want me to someone that she really proud of, yesterday, today, and tomorrow.

Mom, you know me… I never wanna regret you, never even just a bit… in the end whatever, whatever you want me to do, I’ll do it for you mom, but not for marriage. It’s just the only thing that I don’t want anyone get involve about it in my life. I love you mom, yesterday, today, now, this moment, tomorrow, in the future, and in another place where God will placed us there forever.

KEBERHASILAN BUTUH KEEDANAN

Every vision is a joke until the first man accomplishes it; once realized, it becomes commonplace (Robert Hutchings Goddard)


Wisuda, peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Bagi mahasiswa strata satu, peristiwa ini hanya bisa dinikmati paling tidak setelah 3,5 tahun duduk di bangku kuliah. Proses yang panjang dan penuh perjuangan memang, untuk mendapatkan gelar sarjana bidang ilmu tertentu di belakang nama.

Pada dasarnya, prosesi wisuda hanyalah suatu aktivitas seremonial saja, karena tanpa mengikuti prosesi ini pun, kita telah menjadi sarjana saat dinyatakan lulus dalam ujian skripsi. Sehingga, boleh dikatakan bahwa tantangan sesungguhya sudah terlahir sejak kita dinyatakan lulus. Sebuah tantangan untuk menyambut hari esok dengan madiri.

Pintar saja tidak cukup untuk bisa menaklukkan tantangan ini dengan mudah. Banyak hal yang berpotensi mempengaruhi, seperti kemampuan berbicara di depan publik, penguasaan bahasa asing, jiwa kepemimpinan, kerja tim, dan lainnya. Sehingga berbagai pengalaman dan pengetahuan di luar proses perkuliahan akan menjadi sangat berarti dalam hal ini.

Saya jadi teringat suatu ketika, seorang dosen saya mengatakan “orang pintar itu kalah dengan orang beruntung, orang beruntung kalah dengan orang nekat, dan orang nekat kalah dengan orang edan.” Mungkin banyak yang tidak sepakat dengan hal ini, tapi bagi saya ini logis. Keedanan sangat dekat dengan upaya untuk keluar dari teori dan cara-cara lama, sehingga kemudian meciptakan hal baru, yang sangat mungkin belum bisa diterima publik. Albert Einstein mulanya juga mengalami penolakkan dari berbagai pihak sehubungan dengan teori relativitasnya. Dia pun berkata “kalau terbukti teori saya benar, maka orang-orang Swiss akan mengatakan saya sebagai warga negara dunia, dan orang-orang Jerman akan mengakui saya sebagai orang Jerman. Tetapi kalau tidak benar, orang-orang Swiss mengatakan saya Jerman, dan di Jerman mereka bilang saya Yahudi.”

Selain Einstein, Robert Hutchings Goddard juga pernah dianggap setengah gila ketika dia mengatakan kemungkinan penggunaan roket untuk menerbangkan manusia ke luar angkasa, bahkan beberapa media mengolok-olok dia. Akan tetapi setelah 50 tahun, Goddard berhasil membuktikan teorinya, dimana manusia berhasil mendarat ke bulan menggunakan roket. Dengan demikian, benar apa yang dikatakan Walter Scott bahwa keberhasilan atau kegagalan, sesungguhnya lebih disebabkan oleh sikap mental daripada kapasistas mental.

Saturday, July 5, 2008

Does Virginity our second God?

Talk about this topic, for sure will create controversy. Almost all of Indonesian people think that virginity is very important, and women have to protect their self from everything that makes the lose their virginity. If a woman did not virgin anymore, people will think she is a bad woman. (Damn it!!!)

In our lovely country, people worship virginity. Actually, I am a bit confuse, who worship it most, man or woman? Because, usually, man won’t marry with woman who have not virgin anymore. But, if I asked, who makes a woman did not virgin? Absolutely Man, although some cases a woman may lose their virginity coz’ of some activities, but man is the most dominant. So, why they asked about woman virginity when they want to marry them? What the hell is it? Does virginity will affect their life after married?

Many people think when a woman did not virgin anymore, they are not precious and they do not deserve to get marry or having family. They worship virginity like a second god, and if you lost it, mean u will lose your right to have a family. It is like an heirloom that we have to keep and protect.

In my opinion, people who worship virginity are narrow-minded. Those people are selfish. Let’s talk about this. According to Oxford dictionary, virgin means person who has never had sex. What if a woman got rape? Of course they will not virgin anymore. If it is right, how poor those women, coz many man do not want to be their husband. Because of that stereotype, woman who is victim of rape usually got stress, depression, and sometimes choice suicide as the way out from this pressure. In this case, we also contribute to the decision that the woman chose.

I think there is no relationship between virginity and having a happy family. When people decide to marry, it means they want to live together ever after, facing happiness and sadness, growth up their children. All of this needs loyalty and trust does not virginity. But how come people think virginity can affect a marriage? It’s a really stupid mindset.