Monday, July 5, 2010

there is a hope in every dream, and there is a chance in every wishes


Ada harapan dalam setiap mimpi dan ada kesempatan dalam setiap doa yang kita panjatkan. Tuhan pasti punya rencana, rencana yang akan membuat hidup kita lebih berwarna. kadang tak semua yang indah dipandang indah oleh semua orang, bahkan diri kita sendiri. perbedaan pandangan akan sesuatu yang indah, membuat kita kadang tidak mengerti apa yang telah direncanakan Tuhan dalam hidup kita. tapi satu hal yang masih coba saya yakini juga, Tuhan memberikan ujian kepada kita sesuai dengan kemampuan kita.

Berawal dari suasana kerja yang tak jarang membuat saya sangat berada dalam posisi "under pressure", kata ini tiba-tiba seolah bergelantunagn di benak saya "there is a hope in every dream, and there is a chance in every wishes. Never stop trying, God has plan for us".

saya selalu percaya pada kisah orang-orang biasa yang bisa menciptakan perubahan pada dunia. toh orang-orang seperti Nelson Mandella, Kofi Annan, Marthin Luter King atau bahkan Barrack Obama, bukankah mereka smua juga merupakan orang-orang biasa mulanya. tapi spirit dalam diri merekalah yang membuat mereka besar. spirit untuk memciptakan perubahan.

izinkan saya mengutip mimpi-mimpi yang telah disampaikan Martin Luther King (MLK) pada 28 Agustus 1963 di Lincoln Memorial:

Let us not wallow in the valley of despair, I say to you today, my friends.
And so even though we face the difficulties of today and tomorrow, I still have a dream. It is a dream deeply rooted in the American dream.
I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true meaning of its creed: "We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal."

I have a dream that one day on the red hills of Georgia, the sons of former slaves and the sons of former slave owners will be able to sit down together at the table of brotherhood.

I have a dream that one day even the state of Mississippi, a state sweltering with the heat of injustice, sweltering with the heat of oppression, will be transformed into an oasis of freedom and justice.

I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character.
I have a dream today!

I have a dream that one day, down in Alabama, with its vicious racists, with its governor having his lips dripping with the words of "interposition" and "nullification" -- one day right there in Alabama little black boys and black girls will be able to join hands with little white boys and white girls as sisters and brothers.

I have a dream today!
I have a dream that one day every valley shall be exalted, and every hill and mountain shall be made low, the rough places will be made plain, and the crooked places will be made straight; "and the glory of the Lord shall be revealed and all flesh shall see it together."

sekarang, mimpi2 MLK sudah bukian lah mimpi lagi. it was a dream but now its real. so every dream we have, will come true, one day... at the right time, we never know.....

sebagaimana Arai dalam buku sang pemimpi karya Andrea Hirata yang meyakini "Bermimpilah maka suatu saat Tuhan akan merangkul mimpi-mimpimu". tak pernah ada yang salah dengan bermimpi... mimpi akan melahirkan harapan, harapan merupakan bagian dari doa, dan dalam setiap doa tersimpan kesempatan untuk kita ambil. dan hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan pasti mengandung risiko dan tantangan. Pertanyaannya, siapkah kita menghadapi setiap tantangan dengan segala halang rintangnya. MLK tidak dengan mudah melihat mimpi-mimpinya menjadi nyata, bahkan saya tidak yakin dia sempat melihat langsung semua mimpinya sudah bukan mimpi lagi melainkan kenyataan, mengingat MLK meninggal pada 1968 atau lima tahun pasca menyampaikan pidato yang sangat dikenal sepanjang masa ini.

namun apa yang patut kita pelajari dari seorang MLK, Bermimpilah... mengingat pada saat ia mengumandangkan pidato ini, diskriminasi dan rasisme masih mendarah daging dimana-mana. bahkan kini mungkin di beberapa tempat diskriminasi masih ada, namun setidaknya sudah tidak semassive dulu lagi.

saya pun menjadi teringat pada sebuah event yang saya ikuti pada tahun 2007, seorang tutor mengatakan kepada saya dan kawan2 pada saat itu, tuliskan lah mimpi2 kalian, buatlah list sebanyak mungkin, kemudian tandai setiap mimpi yang berhasil kalian capai. Sang tutor, seingat saya bernama Ilah Sailah seorang doktor dari IPB pun menunjukkan profil orang2 dengan berbagai mimpi ekstrimnya yang berjumlah ratusan, dan mereka berhasil meraih labih dari 90% mimpi2nya. Sayang saya lupa nama orang-orang tesebut, nampaknya saya harus membuka ulang data-data tentang ini.
Tapi intinya ayo bermimpi kawan… saatnya menciptakan harapan dan membuka kesempatan…..

No comments: