Monday, February 23, 2009

HaRi yAnG “mEncEkAm”

Selalu…., selalu udah lama aku gak nulis
Selalu aku sok sibuk banget ampe gak pernah sempat nulis di sini lagi.
Banyak hal sebenarnya yang bisa dibagi disini, mulai dari cerita jelang kelulusan KampusOne kemari ampe serunya liputan Hillary Clinton. Baiklah, nampaknya lebih baik kuceritakan secara runut saja.
Hari itu, kamis 5 februari 2009, nampak ketegangan pada setiap wajah anak-anak KampusOne pagi itu. Setelah dua minggu sebelumnya bergelut dengan tugas akhir yang menuntut kerja keras, kreativitas, dan kesempurnaan hasil kerja. Tibalah saatnya dimana semua itu harus dipertanggungjawabkan. “the Hot’sday” seorang temen menyebutnya demikian. Pagi2 sekali 14 anak manusia dari berbagai latar belakang kehidupan tersebut sudah tiba di kator tvOne di Kawasan Industri Pulogadung. Semua anak nampak berbeda-beda menyikapi suasana yang cukup “mencekam” pada hari itu. Pukul 09 pagi, kami pun memasuki ruang theatreOne, nampak sudah ada 6 dari 7 juri yang drencanakan jadi penguji pada hari itu sudah stand by pada posisi masing2. ke 14 anak itu pun sudah nampak memasrakan diri mereka pada apa yang akan terjadi dalam menit-menit ke depan yang harus ereka hadapi. Hanya satu hal yang bisa membuat semuanya tetap tegar pada hari itu “although we’re not with u there, we always support u”, itulah… solidaritas yang selalu coba kami bangun. Meyakinkan teman yang masuk theatreOne untuk mengahdapi temboknya dengan tegar, dan memastikan bahwa teman2nya selalu ada untuk menegarkannya.
Tibalah saat yang tidak pernah diimpikan itu, kami harus mempresentasikan karya kami pada juri yang hingga detik tersebut tetap berjumlah enam orang, minus Pak George Kamarullah, Mentor Kamera kami. Ke enam orang yang sudah menunggu di theaterOne tersebut adalah: Pak Nurjaman Muchtar, Wapemred tvOne; Pak Totok Suryanto, GM News n Sport; Pak Bakran Asmawi, Mentor script writing kami; Pak Priyo SM, Head of CRD; Pak Sulaeman Sakib, Penanggungjawab program Current Affair; Pa Tengku Chairil Wisa, Deputy Director bid HRD; and plus satu mentor lagi, Pak Iskandar yang menjadi saksi bagi kami pada hari itu.
Yeah, apa boleh buat namaku adalah yang pertama maju mengingat aku memiliki nomor absent pertama. Detik2 menegangkan pun dimulai, meskipun jujur kukatakan saat itu, tak sedikit pun ketegangan yang kurasakan. Entah karena presentasi udah sering aku lakukan di depan juri2 yang selalu manunjukkan tampang “killer” meskipun pada nyatanya tidak demikian atau karena aku sudah kadung menancapkan keyakinan sejak beberapa waktu sebelumnya bahwa apapun yang terjadi “itu adalah lukisan terindah yang diciptakan Tuhan untukku”. Sehingga aku pun menyampaikan segala sesuatunya dengan santai pada mulanya.
Akan tetapi, ketika ditanya mengenai hal yang agak sedikit personal, inilah hal yang paling tidak aku suka, karena setiap berpapasan dengan hal2 seperti itu, riak air diseputar mataku pasti memaksa ingin keluar. “Frankly, I hAtE that kind of question”.
Tak ayal keluar dari ruangan itu aku akhirnya mempersilakan riak air itu keluar di depan teman2ku yang sudah menungguku diluar dengan pelukan hangat. Huuuuh…. Damn, I don’t wanna cry, but I always cry If u ask me something personal, that’s why I dot like that kind of question”.
Satu-persatu setiap anakpun memasuki ruang tersebut, seolah untuk meregang nyawa. Dan setiap satu anak keluar, pasti disambut peluk hangat teman2nya yang setia menunggu d luar.
Setiap tangis selalu dibalas dengan ungkapan support antar teman. Hingga pada akhirnya Meta yang menjadi penyaji terakhir pada hari itu pun menyelesaikan presentasinya. Aku lupa, saat iru waktu sudah menunjukkan pukul berapa, tapi yang pasti setelah sholat magrib.
Hari itu disampaikan bahwa karya terbaik adalah milik Nur. Tak diragukan lagi, sejak awal kami sudah memperkirakan hal tersebut. Bakan kami sempat bergurau kalau urut2an yang harus maju bisa diacak, maka kami ingin Nur tapil terakhir saja, jangan sampai dia duluan karena akan membuat standar penilaiannya terlalu tinggi nantinya. Hehehe….
Para dewan juri mengatakan bahwa hasil penilaian baru akan diumumkan besok. Karenanya, untuk melepas penat pada hari itu kami pun memutuskan untuk pergi Karoeke bareng2. hahahahhahaha…. Semua pun melepas semua emosi pada ari itu, tertawa semaunya, berteriak sesuka hati, karena itu tandanya, kami sudah memutuskan apapun hasilnya besok, kami sudah PaSrAh… yang pasti kami sudah melakukan yang terbaik, sebenarnya kata PasRaH kurag tepat barangkali, kata SiAp dengan segala resiko nampak lebih KeSatRiA bagi 14 heroes tersebut .

1 comment:

Anonymous said...

trus cik??
kok ceritanya abis mpe situ aja...
ending yo opo?