Friday, May 30, 2008

Aku bukan bak sampah and friendship is a bullshit

Ya, aku memang bukah bak sampah, tempat membuag berbagai kotoran. Selama ini, teman-temanku banyak yang menganggap aku bak sampah. Tempat untuk membuang keluh kesah mereka tentang pacarnya atau orang yang mereka cintai. Mereka tumpahkan semua padaku, tapi tidak lama kemudian sampah-sampah yang mereka ungkapkan itu malah dimakan lagi. Panas rasanya telingaku mendengar keluh kesah mereka sebelumnya yang dengan mudah saja mereka jilat lagi.
Bagi ku tidak ada yang namanya sahabat sejati di dunia ini, semuanya omong kosong. Jangan percaya jika seseorang mengatakan ia sahabat kita, it’s a bullshit. Dahulu, aku pernah percaya bahwa semua itu ada, tapi kemudian waktu menjelaskan pada ku bahwa semuanya hanya fatamorgana.
Aku jadi teringat pada seorang teman, suatu ketika dia banyak bercerita padaku mengenai seorang laki-laki yang sangat dia cintai. Dia mengatakan bahwa dia saat itu sangat membenci laki-laki itu, karena menurutnya selama mereka berhubungan lelaki itu hanya memanfaatkan dia saja. Aku sendiri tau betul bagaimana lelaki itu memanfaatkan temanku, apalagi kata teman ku itu “lelakinya” itu keegoisannya sudah sangat dikenal oleh orang-orang.
Pada dasarnya, aku memang sudah tidak menyukai perangai lelaki itu, apalagi ditambah cerita teman ku itu, semakin kuat saja keyakinanku akan jahatnya lelaki itu. Tetapi, Sumpah di luar dugaan ku temanku kemudian kembali ke pelukan lelaki yang katanya dia “benci” itu. What the Fxxx up??? Gila, aku sudah bela2in dengar ceritanya yang panjang kali lebar itu, plus memberi nasihat2 untuk menguatkan dia saat terjatuh, eh tiba2 dia menyia2kan usaha ku itu.
Ibarat maju ke medan perang, aku sudah berupaya membackingnya untuk menghadap lawan, eh ternyata tiba2 dia menghilang dari depanku dan berpindah haluan menjadi bagian dari pihak lawan. Tinggallah aku sendiri kaya orang bego, ga tau mau ngapain. Makanya, memang lebih baik menutup telinga saat teman kita bercerita tentang jahatnya orang yang dia cintai.
Mungkin temanku itu bukan orang satu2nya di bumi ini yang bersikap demikian. Tapi kadang aku berpikir, apa mereka tidak sadar ketika mereka menceritakan betapa jahatnya orang yang justru mereka cintai, sebagai teman, kita tentu mengalami yang namanya peningkatan emosi untuk membenci orang yang dimaksud.
Bodohnya aku karena percaya apa yang dikatakan temanku, dan membuang energy ku untuk menasihatinya. Yup, teman ku tidak salah, hanya aku yang terlalu bodoh percaya begitu saja dengan ceritanya saat dia terjatuh. Aku sangat bodoh ketika mau begitu saja menjadi bak sampah tempat dia menumpahkan keluh kesahnya. Aku begitu bodoh, sehingga ketika orang yang kusupport tiba2 berbalik arah, aku hanya bisa menulis di blog ku ini. Fxxxx it all… Frenship is a bullshit…

3 comments:

Anonymous said...

bu selamat ya dah di acc dari pada ngurusin bak sampah mending beli kebayak n siap2 buat seminar wah jadi dessy ayu pirmasi se dunk....jangn lupa ma tulisan yang dah di buat di halaman persembahan yaow.. karena sesorang menepati janji itu bukan karena ingin membuktikan sama orang2 tapi dia terikat akan ucapannya...dan uca-pan seseorang tu mencerminkan kepribadian orangnya,,,,muter2 ya ngognya jadi pusing juga nih....

Anonymous said...

kapan up date tulisan dasar donat rasa apel di dalam kardus....rasa penat dan kesel jangan terus menerus
pokonya di tunggu yah up datenya

Anonymous said...

bu kok namanya animous2...makanya nyoba lagi kok ga keliatan nama ang coment