Monday, December 29, 2008

It’s the way I live


Malam ini, jam di dinding sudah menunjukkanpukul 23.00. Biasanya jam segini aku sudah terbaring di tempat tidur dan entah dimana pikiranku berada. Yang pasti ragaku masih di tempat tidurku. Akan tetapi, kali ini jariku masih asyik menari di atas keyboard laptopku yag sudah banyak berjasa dalam hidupku. Yup, laptop yang kuberinama chocky ini sudah bayak menemaniku menulis berbagai hasil karya yang mengantarkanku meraih berbagai penghargaan. Karenanya, meskipun sudah tergolong lemot, aku tetap mencintainya. Dulu sering setiap malam dia menemaniku menyelesaikan berbagai riset untuk diperlombakan. Aku ingat sekali dulu waktu mau membeli laptop ini, aku meminta uang dengan orangtua ku untuk mebelinya. Saat itu, orang tua ku belum punya uang untuk membelikanku, tapi mereka menyadari bahwa betapa pentingnya barang ini buatku, mengingat sebelumnya aku menggunakan komputer. Akan tetapi kondisi kos-kosan ku pada waktu itu tidak memungkinkan lagi untuk tetap menggunakan komputer. Tanpa sepengetahuanku, orangtua ku memutuskan meminjam uang ke bank untuk bisa membelikan laptop buatku. Aku baru tau setelah Kakak perempuanku Gadis memberitahu ku mengeai hal ini.

Akan tetapi, syukurlah Tuhan menjadikanku orang yang tidak menyia-yiakan kerja keras dan harapan orangtuaku dengan keberdaan laptop ini. Aku ingat sekali, laptop ini pertama kali kugunakan untuk menulis karya tulis untuk dperlombakan dalam lomba mahasiswa berprestasi tingakt universitas. Dengan berbagai halangan dan rintangan yang kuhadapi, akhirnya aku bisa meraih juara pertama dalam kopetisi tersebut. Ini mengantarkan aku untuk bisa melanjutka ke tingkat KOPERTIS VII Surabaya. Sekali lagi Tuhan menegaskan bahwa keputusan Ortuku membelikanku laptop tidak salah, karena aku berhasil menjadi juara satu di Kopertis VII, artinya aku punya kesempatan seleksi administrasi di Jakarta. Pada akhirnya, it’s perfect… Aku berhasil lolos 15 besar terbaik nasional. Sungguh bahagia rasanya, apalagi uang hadiah dari lomba ini lebih dari dua kali lipat di atas harga laptopku. Thanks God…

Selanjutnya, bersama Chocky, aku juga berhasil memperoleh beberapa pendanaan dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi untuk beberapa proposal dan beberapa tulisan ilmiahku. Chocky juga menemaniku mengikut PIMNAS XXI di Semarang Juli lalu. Chocky…. Kusadari sudah cukup lama kau menemaniku, tidak jarang aku memaksamu menemaniku menyelesaikan riset dari malam hari hingga matahari terbit. Kau pasrah saja, dan tetap setia mendukungku untuk membuktikan kepada ortuku bahwa bersamamu, aku bisa menghasilkan income lebih banyak dibanding biaya yang aku keluarkan untuk bisa memilikimu.

Oya, my dearest chocky, kamu ingat gak menemaniku menyelesaikan skripsiku dalam dua minggu penuh… Yup, aku terpaksa mempressure mu untuk melakukan hal itu, karena aku sudah mendapat teguran dari dosen2 di jurusan karen tidak pernah bimbingan selama tujuh bulan. Hehehe… yeah, akhirnya proyek riset tersebut bisa terselesaikan juga dalam dua minggu. Tetu saja, semua kulalui bersama mu.

Jadi ingat, ngapain aja aku selama tujuh bulan tidak pernah bimbingan. Ya… ya… ya… aku ingat, aku terlalu asyik dengan aktivitas di koran kampus Bestari, Forum Diskusi Ilmiah, Proyek Program Kreativitas Bidang Kewirausahaan dengan program budidaya Pepino,try IIEF Scholarship, Program Kreativitas Bidang Penulisan Ilmiah, hingga memotivasi kader2 baru penulis ilmiah yang kelak akan mengharumkan nama kampus ku di tingkat lokal, regional, nasional, hingga internasional.

Dari semua, ada satu hal yang masih membuatku penasaran, aku belum bisa menembus event tingkat internasional. Kadang aku berpikir, aku kurang TOTAL memanfaatkan waktuku selama kuliah sehingga aku belum menembus level internasional. Argh… aku harus bisa menembus level tersebut. Karenanya, aku akan terus berusaha mendapatkan beasiswa belajar ke luar negeri. Tidak akan kubiarkan diriku melewatkan kesempatan belajar gratis di negara lain.

Oya, ada satu hal lagi yang sangat ingin aku lakukan yaitu menjadi social worker. Ingin sekali rasanya mengabdikan diri ini untuk orang-orang yang mendapat lebih sedikit kesenangan di dunia ini. Aku ingin membantu para korban perang, kaum miskin, untuk bangkit berdiri. Aku ingin mereka menyadari bahwa dalam hidup ini, mereka tidak akan pernah sendiri. Aku ingin menjadi orang yang bisa memegang bahu mereka agar mereka bisa tetap tegar menghadapi hidup. Aku ingin memeluk mereka erat agar mereka tetap bisa merasa aman, meskipun dentuman ledakan dari tank-tank baja memekakkan telinga. Aku ingin mengajari anak-anak tak berdosa agar mereka kelak menjadi orang-orang yang bisa menciptakan kedamaian dan rasa aman bagi setiap makhluk. Aku ingin kelak mengakhiri hidup bersama mereka agar aku yakin bahwa sebelum ragaku berpisah dengan jasadku, aku telah berusaha membuat dunia ini lebih baik atau setidaknya aku telah memberi manfaat bagi orang-orang yang teraniaya. Amin….

1 comment:

Unknown said...

Semoga cita2 nya tercapai,salam kenal.